aku culas berlari,
walaupun berkudrat dan kaki,
malah untuk berdiri,
harus berpaut pada si kanan dan kiri.
aku suka bercerita,
walau tiada isinya,
bahkan sohehnya kabur,
tetap kata nista terhambur.
mata terus memandang,
sang penjulang agama itu berbogel dan telanjang,
kita tepuk dahi sambil ketawa,
tatkala berfatwa sang lidah bercabang dua.
dan gajah masih menari tarian perang,
aku ini belalang bukan seladang,
akhirnya mati di celah kangkang,
tika sang gajah menari tiang.
karya agung Saudara Ridhwan Idris
No comments:
Post a Comment